Soal Asesmen Kompetensi Minimal AKM SMP/MTs/SMA/SMK
Ujian Nasional justru menjadi beban bagi peserta didik, guru, dan orangtua, karena sebagai indikator keberhasilan peserta didik sebagai individu.
Ujian Nasional seharusnya berfungsi untuk pemetaan mutu sistem pendidikan nasional, bukan penilaian peserta didik.
Ujian Nasional hanya menilai aspek kognitif dari hasil belajar, belum menyentuh karakter peserta didik secara menyeluruh.
Melihat kondisi tersebut, Mendikbud memutuskan bahwa tahun 2020 merupakan pelaksanaan Ujian Nasional untuk terakhir kalinya.
Penyelenggaraan Ujian Nasional tahun 2021 akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.
Pelaksanaan ujian tersebut akan dilakukan oleh peserta didik yang berada di tengah jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11), sehingga dapat mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
Dengan dilakukan pada tengah jenjang, hasil asesmen bisa dimanfaatkan sekolah untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik.
Asesmen yang dilakukan sejak jenjang SD, hasilnya dapat menjadi deteksi dini bagi permasalahan mutu pendidikan nasional.
Hasil ujian tidak lagi digunakan untuk basis seleksi siswa ke jenjang berikutnya. Arah kebijakan ini juga mengacu pada praktik di tingkat level internasional, seperti PISA dan TIMSS.
Asesmen Kompetensi Minimum
Asesmen Kompetensi Mininum (AKM) dilaksanakan tidak berdasarkan atas penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam Ujian Nasional.
Asesmen tersebut tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian nasional, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi minimum siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi.
Asesmen kompetensi pengganti UN akan dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pembelajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan penalaran, bukan hafalan.
Literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Kemampuan berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika diperlukan dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional.
Literasi tidak hanya kemampuan membaca, tetapi kemampuan menganalisis suatu bacaan, dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan kompetensi numerasi berarti kemampuan menganalisis menggunakan angka.
Dua hal tersebut yang akan menyederhanakan asesmen kompetensi minimal yang akan dimulai tahun 2021, sehingga bukan lagi berdasarkan mata pelajaran dan penguasaan materi.
Literasi dan numerisasi menjadi kompetensi minimum atau kompetensi dasar yang dibutuhkan peserta didik untuk bisa belajar,
Survei Karakter
Survei karakter dilakukan untuk mengetahui data secara nasional mengenai penerapan asas-asa Pancasila oleh peserta didik Indonesia.
Survei karakter untuk mengetahui apakah asas-asas Pancasila benar-benar dirasakan oleh peserta didik dan tidak hanya berupa data kognitif, misalnya bagaimana implementasi gotong royong, kebahagiaan anak di sekolah, dan ada tidaknya bullying di sekolah. Hasil survei tersebut selanjutnya akan menjadi suatu panduan bagi sekolah dan Kemendikbud.
Berikut ini adalah contoh soal Asesmen Kompetensi Minimal AKM. Contoh soal AKM ini sebagai gambaran bentuk soal AKM sebagai pengganti Ujian Nasional tahun 2021 mendatang.
Contoh soal AKM yang dibagikan ini terdiri dari :
- Contoh soal AKM kemampuan literasi membaca;
- Contoh soal AKM kemampuan literasi numetik; dan
- Contoh soal AKM kemampuan literasi sains,
Download contoh soal Asesmen Kompetensi Minimal AKM lengkap pada link berikut ini.
Comments