STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES-TOURNAMENT (TGT)
Pada
postingan kali ini saya akan mengulas tentang model pembelajaran kooperatif
tipe TGT. Ulasan di bawah ini disadur
dari skripsi karya Warid Ardiansyah Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang.
Pembelajaran
Kooperatif sangat beragam jenisnya. Salah satunya adalah model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament). Menurut Kurniasari (2006), model pembelajaran TGT
merupakan model pembelajaran kooperatif dengan membentuk kelompok-kelompok
kecil dalam kelas yang terdiri atas 3-5 siswa yang heterogen, baik dalam hal
akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Inti dari model ini adalah adanya
game dan turnamen akademik.
Sebelum
memulai game dan turnamen akademik, guru terlebih dahulu menempatkan siswa
dalam sebuah tim yang mewakili heterogenitas kelas ditinjau dari jenis kelamin,
ras, maupun etnis. Masing-masing siswa nantinya akan mewakili kelompoknya untuk
bersaing dalam meja turnamen.
Setelah
kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, guru kemudian menyajikan materi dan
selanjutnya siswa bekerja mengerjakan LKS dalam kelompoknya masing-masing.
Apabila ada anggota kelompok yang kurang mengerti dengan materi dan tugas yang
diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertugas memberikan jawaban seta
menjelaskannya sebelum pertanyaan tersebut diajukan kepada guru.
Untuk
memastikan apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, maka siswa
akan bertanding dalam game dan turnamen ademik. Game hanya diikuti oleh
perwakilan dari masing-masing kelompok, sedangkan turnamen diikuti oleh semua
siswa.
Ketika
turnamen akademik, siswa akan dipisahkan dengan kelompok asalnya untuk
ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Setiap meja turnamen terdiri dari
beberapa siswa yang mewakili kelompoknya masing-masing. Penentuan dimana meja
turnamen yang akan ditempati oleh siswa dilakukan oleh guru, yaitu dengan
melihat homogenitas akademik. Maksudnya, siswa yang berada dalam satu meja
turnamen adalah siswa dengan kemampuan akademiknya setara. Hal ini dapat
ditentukan berdasarkan nilai yang diperoleh saat pre-test.
Untuk lebih
jelasnya, berikut ini disajikan tahapan-tahapan dalam model pembelaran TGT.
Menurut Slavin (2001:166-167), langkah-langkah model pembelajaran TGT ada lima
tahap, yaitu: tahap presentasi di kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi
tim. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
2.2.A. Presentasi di kelas
Penyajian
materi dalam TGT diperkenalkan melalui presentasi kelas. Presentasi kelas
dilakukan oleh guru pada saat awal pembelajaran. Guru menyampaikan materi
kepada siswa terlebih dahulu yang biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung
melalui ceramah. Selain menyajikan materi, pada tahap ini guru juga
menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, serta
memberikan motivasi.
Pada tahap
ini, siswa juga dapat diikutsertakan saat penyajian materi. Bahkan agar lebih
menarik, penyajian materi bisa disajikan dalam bentuk audiovisual yang dikemas
dalam CD interaktif seperti yang dilakukan dalam penelitian ini.
Pada saat
penyajian materi, siswa harus benar-benar memperhatikan serta berusaha untuk
memahami materi sebaik mungkin, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik
pada saat kerja kelompok, game dan saat turnamen akademik. Selain itu, siswa
dituntut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan mempresentasikan jawaban di depan
kelas.
2.2.B. Tim/kelompok
Setelah
penyajian materi oleh guru, siswa kemudian berkumpul berdasarkan kelompok yang
sudah dibagi guru. Setiap tim atau kelompok terdiri dari 3 sampai 5 siswa yang
anggotanya heterogen. Dalam kelompoknya siswa berusaha mendalami materi yang
telah diberikan guru agar dapat bekerja dengan baik dan optimal saat turnamen.
Guru
kemudian memberikan LKS untuk dikerjakan. Siswa lalu mencocokkan jawabannya
dengan jawaban teman sekelompok. Bila ada siswa yang mengajukan pertanyaan,
teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan
tersebut. Apabila teman sekelompoknya tidak ada yang bisa menjawabnya, maka
pertanyaan tersebut bisa diajukan kepada guru.
Belajar
dalam kelompok sangat bermanfaat, karena dapat mengembangkan keterampilan
sosial siswa. Keterampilan sosial memupuk keterampilan kerja sama siswa.
Keterampilan sosial yang dimaksud adalah berbagi tugas dengan anggota
kelompoknya, saling bekerja sama, aktif bertanya, menjelaskan dan mengemukakan
ide, menanggapi jawaban/pertanyaan dari teman, dan sebagainya.
2.2.C. Game (permainan)
Apabila
siswa telah selesai mengerjakan LKS bersama anggota kelompoknya, tugas siswa
selanjutnya adalah melakukan game. Game dimainkan oleh perwakilan dari
tiap-tiap kelompok pada meja yang telah dipersiapkan. Di meja tersebut terdapat
kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar
permainan yang harus dikerjakan peserta. Siswa yang tidak bermain juga
berkewajiban mengerjakan soal-soal game beserta teman sekelompoknya.
2.2.D. Tournament (turnamen)
Turnamen
biasanya dilakukan tiap akhir pekan atau akhir subbab. Turnamen diikuti oleh
semua siswa. Tiap-tiap siswa akan ditempatkan di meja turnamen dengan siswa
dari kelompok lain yang kemampuan akademiknya setara. Jadi, dalam satu meja
turnamen akan diisi oleh siswa-siswa homogen (kemampuan setara) yang berasal dari
kelompok yang berbeda.
Meja
turnamen diurutkan dari tingkatan kemampuan tinggi ke rendah. Meja 1 untuk
siswa dengan kemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa dengan kemampuan sedang. Meja
3 untuk siswa dengan kemampuan di bawah siswa-siswa di meja 2, dan seterusnya.
Di meja turnamen tersebut siswa akan bertanding menjawab soal-soal yang
disediakan mewakili kelompoknya.
Soal-soal
turnamen harus dirancang sedemikian rupa agar semua siswa dari semua tingkat
kemampuan dapat menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Jadi, guru membuat kartu
soal yang sulit untuk siswa pintar, dan kartu dengan soal yang lebih mudah
untuk anak yang kurang pintar.
Siswa yang
mendapat skor tertinggi akan naik ke meja yang setingkat lebih tinggi. Siswa
yang mendapatkan peringkat kedua bertahan pada meja yang sama, sedangkan siswa
dengan peringkat-peringkat di bawahnya akan turun ke meja yang yang
tingkatannya lebih rendah.
Setelah
siswa ditempatkan dalam meja turnamen, maka turnamen dimulai dengan
memperhatikan aturan-aturannya. Aturan-aturan turnamen TGT yaitu:
(1) cara memulai permainan
Untuk
memulai permainan, terlebih dahulu ditentukan pembaca pertama. Cara menentukan
siswa yang menjadi pembaca pertama adalah dengan menarik kartu bernomor. Siswa
yang menarik nomor tertinggi adalah pembaca pertama.
(2) Kocok dan ambil kartu bernomor dan carilah
soal yang berhubungan dengan nomor tersebut pada lembar permainan.
Setelah
pembaca pertama ditentukan, pembaca pertama kemudian mengocok kartu dan
mengambil kartu yang teratas. Pembaca pertama lalu membacakan soal yang
berhubungan dengan nomor yang ada pada kartu. Setelah itu, semua siswa harus
mengerjakan soal tersebut agar mereka siap ditantang. Setelah si pembaca
memberikan jawabannya, maka penantang I (siswa yang berada di sebelah kirinya)
berhak untuk menantang jawaban pembaca atau melewatinya.
(3) Tantang atau lewati
Apabila
penantang I berniat menantang jawaban pembaca, maka penantang I memberikan
jawaban yang berbeda dengan jawaban pembaca. Jika penantang I melewatinya, penantang II boleh menantang
atau melewatinya pula. Begitu seterusnya sampai semua penantang menentukan akan
menantang atau melewati.
Apabila
semua penentang sudah menantang atau melewati, penantang II memeriksa lembar
jawaban dan mencocokkannya dengan jawaban pembaca serta penantang. Siapapun
yang jawabannya benar berhak menyimpan kartunya. Jika jawaban pembaca salah
maka tidak dikenakan sanksi, tetapi bila jawaban penantang salah maka penantang
mendapatkan sanksi. Sanksi tersebut adalah dengan mengembalikan kartu yang
telah dimenangkan sebelumnya (jika ada).
(4) Memulai putaran selanjutnya
Untuk
memulai putaran selanjutnya, semua posisi bergeser satu posisi kekiri. Siswa
yang tadinya menjadi penantang I berganti posisi menjadi pembaca, penantang II
menjadi penantang I, dan pembaca menjadi penantang yang terakhir. Setelah itu,
turnamen berlanjut sampai kartu habis atau sampai waktu yang ditentukan guru.
(5) Perhitungan poin
Apabila
turnamen telah berakhir, siswa mencatat nomor yang telah meraka menangkan pada
lembar skor permainan. Pemberian poin turnamen selanjutnya dilakukan oleh guru.
Selanjutnya,
poin-poin tersebut dipindahkan ke lembar rangkuman tim untuk dihitung rerata
skor kelompoknya. Untuk menghitung rerata skor kelompok adalah dengan
menambahkan skor seluruh anggota tim kemudian dibagi dengan jumlah anggota tim
yang bersangkutan.
2.2E. Rekognisi tim (penghargaan tim)
Penghargaan
kelompok diberikan berdasarkan rerata skor kelompok. Penghargaan kelompok
diberikan sesuai kriteria berikut.
Kriteria
(rata-rata tim)
|
Penghargaan
|
40
|
Tim baik
|
45
|
Tim sangat
baik
|
50
|
Tim super
|
DONASI VIA PAYPAL
Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://4rrwani.blogspot.com/. Terima kasih.
Newer Posts
Newer Posts
Older Posts
Older Posts
Comments