Al-Birruni
Al-Birruni begitu ia di juluki, seorang Ilmuwan
kondang bernama lengkap Abu Raihan Muhammad Ibnu Ahmad Al-Biruni yang
lahir pada 4 September 973 M di kota Kath (kotaKhiva) di sekitar wilayah
aliran Sungai Oxus, Khwarizm (Uzbekistan). Ia adalah salah
seorang putra Islam terbaik dalam bidang astronomi, fisika, filsafat,
sejarah, farmasi, dan matematika. Wawasan pengetahuannya yang demikian
luas, menempatkannya sebagai pakar dan ilmuwan Muslim terbesar awal abad
pertengahan.
Penguasaannya
terhadap beragam ilmu seperti: fisika, antropologi, psikologi, kimia,
astrologi, sejarah, geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran,
serta filsafat, membawanya turun memberikan kontrbusi yang begitu besar
bagi setiap ilmu yang dikuasainya dengan mengamalkan ilmu yang dikuasai
menjadi seorang guru yang sangat dikagumi para muridnya.
Dalam bidang
Matematika, AL-Birruni memberikan sumbangan yang signifikan bagi
pengembangan matematika, khususnya dalam bidang teori dan praktik
aritmatika, bilangan irasional, teori rasio, geometri dan lainnya. Bukan
hanya sebagai matematikawan, ia juga sebagai seorang fisikawan yang
memberikan sumbangan penting bagi pengukuran jenis berat (specific
gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan cermat dan akurat. Konsep ini sesuai dengan prinsip dasar yang ia yakini bahwa seluruh benda tertarik oleh gaya gravitasi bumi.
Teori ini merupakan pintu
gerbang menuju hukum-hukum Newton 500 tahun kemudian. Al Biruni juga
mengajukan hipotesa tentang rotasi bumi di sekeliling sumbunya. Konsep
ini lalu dimatangkan dan diformulasikan oleh Galileo Galilei 600 tahun
setelah wafatnya Al Biruni.
Sebagai sosok yang gemar
membaca dan menulis, kepakaran Al-Biruni tak hanya di bidang ilmu
eksakta. Ia juga mahir dalam disiplin filsafat. Karena itu, ia dikenal
sebagai salah seorang filsuf Muslim yang amat berpengaruh. Pemikiran
filsafat Al-Biruni banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat
Al-Farabi, A1-Kindi, dan Al-Mas’udi (w. 956 M). Hidup sezaman dengan
filsuf besar dan pakar kedokteran Muslim, IbnuSina, Al-Biruni banyak
berdiskusi dengan Ibnu Sina, baik secara langsung maupun melalui surat
menyurat. Keduanya tak jarang terlibat debat sekitar pemikiran
filsafat. Setelah bertahun-tahun mendedikasikan diri dalam ilmu pengetahuan, pada 13 Desember 1048 beliau menghembuskan nafas terahir.
Sumber : gaulislam.com
DONASI VIA PAYPAL
Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://4rrwani.blogspot.com/. Terima kasih.
Newer Posts
Newer Posts
Older Posts
Older Posts
Comments