peranan pentingnya pendidikan agama islam
A.
Pendahuluan
Di dalam khazanah pemikiran
Islam, terutama karya-karya Ilmiah berbahasa arab, terdapat berbagai istilah
yang dipergunakan oleh ulama dalam memberikan pengertian tentang “Pendidikan
Islam” dan sekaligus diterapkan dalam konteks yang berbeda-beda. Pendidikan
Islam itu, menurut Langgulung (1997), setidak-tidaknya tercakup dalam delapan
pengertian, yaitu al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), ta’lim al-din
(pengajaran agama), al-ta’lim al-diny (pengajaran keagamaan), al-ta’lim
al-Islamy (pengajaran keIslaman), tarbiyah al-muslimin (pendidikan orang-orang
Islam), al-tarbiyah fi al Islam (pendidikan Islami).
Dikalangan masyarakat Indonesia
akhir-akhir ini, istilah “Pendidikan” mendapatkan arti yang sangat luas.
kata-kata pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan, sebagai
istilah-istilah tekhnis tidak lagi dibeda-bedakan oleh masyarakat kita, tetapi
ketiga-tiganya melebur menjadi satu pengertian baru tentang pendidikan (Mochtar
Buchori, 1989). Di dalam undang-undang nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan
nasional, pasal 1 misalnya, dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiaan bimbingan, pengajaran, dan/atau
pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Dari sini dapat dipahami
bahwa dalam kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan terkandung makna
pendidikan.
Pengertian pendidikan bahkan
lebih diperluas cakupanya sebagai aktifitas dan fenomena. Pendidikan sebagai
aktifitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang
atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup (bagaimana orang akan
menjalani dan memanfaatkan hidup dan kehidupanya), sikap hidup, dan
keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental
dan sosial. Sedagkan pendidikan sebagai fenomena adalah perstiwa perjumpaan
antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan
hidup, sikap hidup atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa
pihak.dalam konteks pendidikan Islam, berarti pandangan hidup, sikap hidup dan
keterampilan hidup tersebut harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan
nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah/Al-Hadits.
B.
PENGERTIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat beragama
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (kurikulum PAI, 3: 2002).
Menurut Zakiyah Dradjat pendidikan agama islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaramn islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang apada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.
Menurut Dr. Armai Arief, M.A pendidkan islam yaitu sebuah
proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya; beriman
dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah
allah di muka bumi, yang bersandar kepada ajaran Al-quran dan Sunnah, maka
tujuan dalam konteks ini berarti terciptanya insane-insan kamil setelah proses
berakhir.
C.
TUJUAN DAM FUNGSI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
a.
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan islam merupakan
hal yang dominan dalam pendidikan, rasanya penulis perlu mengutif ungkapan
breiter, bahwa pendidikan adalah persoalan tujuan dan fokus. Mendidika anak
berarti bertindak dengan tujuan agar mempengaruhi perkembangan anak sebagai
seseorang secarah utuh.
Pendidikan agama islam di sekolah
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslimyang terus berkembang dalam
hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Secara umum, tujuan pendidikan
agama islam terbagi kepada: tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir, dan
tujuan operasional, tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai denagan semua
kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan
sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan akhir
adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik manusia-manusia yang sempurna
(insane kamil). Sedangkan tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan
dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.
Tujuan pendidikan agama islam
dalam perspektif para ulama muslim.
1.
Menurut abdul rahman shaleh mengatakan mengatakan bahwa
pendidikan islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah
swt, sekurang-kurangnya mempersiapklan diri kepada tujuan akhir, yakni beriman
kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total kepadanya.
2.
Menurut Imam Al-Gazali mengatakan ada dua tujuan utama yakni,
membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri kepada Allah
swt. Dan membentuk insane purna untuk memperoleh kebahagiaan dunia maupun
akhirat.
3.
Menurut Hasan Lagulung dalan bukunya asas-asas pendidikan
islam, hasan lagulung mnjelaskan, bahwa tujuan pendidikan harus dikaitkan
dengan tujuan hidup manusia, atau lebih tegasnya, tujuan hidup untuk menjawab
persoalan, untuk apa kita hidup yakni semata-mata hanya untuk menyembah kepada
Allah swt.
Dari beberapa pendapat diatas
tujuan pendidikan islam dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan islam adalah
sesuatu yang diharapkan tercapai setelah proses pendidikan berakhir. Tujuan ini
diklasifikan kepada: tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan
operasional.
Banyak sekali konsep dan teori
tujuan pendidikan islam yang telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan, baik
pada zaman klazik, pertengahan maupun dewasa ini. Namun dapat difahami, bahwa
beragamnya konsep dan teori tujuan pendidikan agama islam tersebut merupakan
bukti adanya usaha dari para intelektual muslim dan masyarakat muslim umumnya
untuk menciptakan suatu system pendidikan yang baik bagi masyarakatnya. Namun
demikian berkembangnya pemikiran tentang tujuan pendidikan islam tidak pernah
melenceng dari prinsip dasar yang menjadi asas berpijak dalam pengembangan tujuan
pendidikan yang dimaksud.
Oleh karena itu berbicara
pendidikan agama islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacuh pada
penanaman nilai-nilai islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau
moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai
keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan
kebaikan diakhirat kelak.
b.
Fungsi Pendidikan Agama Islam
Fungsi Pendidikan Agama Islam di
sekolah atau madrasah Abdul Majid, dan Dian Andayani, dalam bukunya Pendidikan
Agama Islam Berbasis Kompotensi, yakni sebagai berikut:
1.
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan di lakukan oleh
setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan
lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar
keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
2.
Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagian hidup didunia dan di akhirat.
3.
Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
4.
Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Pencegahan, yaitu untuk menangkal, hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
6.
Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
system dan fungsional.
7.
Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembangsecara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
D.
PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
a.
Pendidikan Agama dalam Lingkup Pendidikan Nasional
Kita sebagai warga Negara
Indonesia yang beriman dan bertakwa, patriotic (cinta tana air) menjadikan
falsafah pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan bermasyarakat. Sepakat
bahwa pendidikana gama (khususnya islam) harus kita sukseskan dalam pelaksanaan
pada semua jenis, jenjang, dan jalurnya. Sesuai dan sejalan dengan aspirasi
bangsa seperti telah digariskan dalam tap-tap MPR, dan undang-undang telah
menjabarkan aspirasi tersebut yang telah disetujui oleh DPR dan disahkan oleh
presiden. Sehingga menjadi dasar yuridis nasional kita mengikat seluruh warga
Negara Indonesia ke dalam satu system pendidikan nasional.
Permasalahan yang perlu kita bahas
adalah bagaimana cara pelaksanaannya agar pendidikan agama kita lebih berguna
dalam mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas unggul, lahiriah, dan
batiniah. Berkemampuan tinggi dalam kehidupan akliah dan akidah serta berbobot
dalam perilaku amaliah dan muamalah. Sehingga survive dalam arus dinamika
perubahan sosial budaya pada masa hidupnya. Ketahanan mental sprtitual dan
fisik berkat pendidikan agama kita benar-benar berfungsi efektif bagi kehidupan
generasi bangsa dari waktu kewaktu.
Idealitas tersebut baru dapat
terlakasana dengan tepat sasaran jika kita mampu melaksanakan strategi dasar
yang berwawan jauh kemasa depan kehidupan bangsa, kehidupan yang dihadapkan
kepada kemajuan ilmu dan teknologi canggih yang semakin sekularistik arahnya.
Orientasi pendidikan agama islam
ialah pendidikan ini secara tidak langsung mengharuskan kita untuk
menyelenggarakan proses pendidikan nasional yang konsisten dan secara
integralistik menuju kearah pencapaian tujuan akhir. Terbentuknya manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas unggul yang berkembang dan tumbuh di atas
pola kehidupan yang seimbang antara lahiriah dan batiniah, antara jasmania dan
rohaniah atau antara kehidupan mental spiritual dan fisik material. Dalam
bahasa islam, membentuk insan kamil yang secara homeostatic dapat mengembangkan
dirinya dalam pola kehidupan yang kahasanah fiddunnya dan khasanah fil akhirat
terhindar dari siksaan api neraka, secara simultan tidak terpisah-pisah antara
kedua unsurnya.
Jalan menuju ketujuan itu, tidak
lain adalah melalui proses pendidikan yang berorientasi kepada hubungan tiga
arah yaitu hubungan anak didik dengan tuhannya, dengan masyarakat dan dengan
alam sekitarnya.
1.
Hubungan dengan tuhannya menghendaki adanya konsepsi
ketuhanan yang telah mapan dan secara pasti dijabarkan dalam bentuk norma-norma
ubudiyah mahdzab yang awajib ditaati oleh anak didik secara syar’i.
2.
Hubungan dengan masyarakatnya memerlukan adanya aturan-aturan
dan norma-norma yang mengarahkan proses hubungan antar sesame manusia bersifat
lentur dalam komfigurasi rentangan tata nilainya, tapi tidak melanggar atau
merusak prinsif-prinsif dasarnya yang absolute, dalam arti tidak cultural
relativistik. Seluruh lapangan hidup manusia adalah merupakan arena di mana
hubungan sosial dan inter personal terjadi sepanjang hayat, termasuk lapangan
hidup iptek.
3.
Hubungan dengan alam sekitar menurut adanya kaida-kaida yang
mengatur dan mengarahkan kegiatan manusia didik dengan bekal ipteknya dalam
penggalian, pemanfaatan, dan pengolahan kekayaan yang menyejahterahkan
kesadaran terhadap bahaya arus balik sanksi alam, akibat pengurasan
habis-habisan terhadap kekayaan alam melebihikapasitas alamiahnya.
b.
Pendidikan Agama Islam Pada
Sekolah Umum
Pendidikan secara kulturan pada
umumnya berada dalam lingkup peran, fungsi dan tujuan yang tidak berbeda.
Semuanya hidup dalam upaya yang bernaksud mengankat dan menegakkan martabat
manusia melalui transmisi yang dimilikinya, terutama dalam bentuk transfer
of knowledge dan transfer of values.
Dalam konteks ini secara jelas
juga menjadi sasaran jangkauan pendidikan islam, merupakan bagian dari system
pendidikan nasional, sekalipun dalam kehidupan bangsa Indonesia tampak sekali
eksistensinya secara cultural. Tapi secara kuat ia telah berusaha untuk
mengambil peran yang kompetitif dalam setting sosiologis bangsa, walaupun tetap
saja tidak mampu menyamai pendidikan umumn yang ada dengan otonomi dan dukungan
yang lebih luas, dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara nyata.
Sebagai pendidikan yang berlebel
agama, maka pendidikan islam memiliki transmisispritual yang lebih nyata dalam
proses pengajarannya disbanding dengan pendidikan umum, sekalipun lembaga ini
juga memiliki muatan serupa. Kejelasannya terletak pada keinginan pendidikan
islam untuk mengembangkan keseluruhan aspek dalam diri anak didik secara
berimbang, baik aspek intelektual, imajinasi dan keilmiahan, kulturan serta
kepribadian. Karena itulah pendidikan islam memiliki beban yang multi paradigm,
sebab berusaha memadukan unsure profane dan imanen, dimana dengan pemaduan ini,
akan membuka kemungkinan terwujudnya tujuan inti pendidikan islam yaitu
melahirkan manusia-manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, yang satu sama
lainnya saling menunjang.
Antara ilmu pengetahuan dan
pendidikan islam tidak dapat dipisahkan, karena perkembangan masyarakat islam,
serta tuntutannyadalam membangun manusia seutuhnya (jasmani dan rohani) sangat
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ilmu pengetahuan yang dicerna melalui
proses pendidikan. Proses pendidikan tidak hanya menggali dan mengembangkan
sains, tetapi juga, lebih penting lagi yaitu dapat menemukan konsepsi baru ilmu
pengetahuan yang utuh, sehingga dapat membangun masyarakat islam sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan yang diperlukan.
c.
Pendidikan Agama Dilembaga Sekolah
Manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap tuhan yang maha esa sebagai karsa sila pertama pancasila, tidak dapat
terwujud secara tiba-tiba. Manusia beriman dan bertaqwa terbentukmelakukan
proses kehidupan dan proses pendidikan, khususnya kehidupan beragama dan
pendidikan agama. Proses pendidikan itu berlangsung seumur hidup manusia baik
dilingkungan keluarga, di lingkungan sekolah dan di masyarakat.
Keimanan dan ketakwaan tidaklah
dapat terwujud tampa agama. Hanya agamalah yang dapat menuntun manusia menjadi
manusia yang bertaqwa terhadap tuhan yang maha Esa. Hal ini tertuang dengan
jelas dalam tujuan pendidikan nasional, mempunyai makna yang dalam bagi
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Manusia taqwa adalah manusia yang secara optimal menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan masyarakat. Menghayalkan agama itu juga dibina dan dituntun sendiri mungkin melalui proses pendidikan yang juga diperankan oleh pendidikan agama dalam hubungan ini pendidikan agama berfungsi sebagai usaha membina kehidupan beragama melalui pendidikan disinilah letak fungsi yang dijalankan pendidikan agama dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya.
Manusia taqwa adalah manusia yang secara optimal menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan masyarakat. Menghayalkan agama itu juga dibina dan dituntun sendiri mungkin melalui proses pendidikan yang juga diperankan oleh pendidikan agama dalam hubungan ini pendidikan agama berfungsi sebagai usaha membina kehidupan beragama melalui pendidikan disinilah letak fungsi yang dijalankan pendidikan agama dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya.
Lebih lanjut dapatlah diungkapkan
bahwa dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya (insane pancasila) dan
masyarakat Indonesia seluruhnya (masyarakat pancasila), maka pendidikan agama
berfungsi:
·
Dalam aspek individual adalah untuk membentuk manusia yang
percaya dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa.
·
Mebina warganegara Indonesia menjadi warga Negara yang baik
sekaligus ummat yang taat menjalankan agamanya.
d.
Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik
Seseorang bayi yang baru lahir
adalah makhluk Allah swt yang tidak berdaya dan senantiasa memerlukan
pertolongan untuk dapat melangsungkan hidupnya di dunia ini.
Maha bijak sana Allah swt yang
telah menganugrahkan rasa kasih saying kepada semua ibu dan bapak untuk
memelihara anaknya dengan baik tampa mengharapkan imbalan.
Manusia lahir tidak mengetahui
sesuatu apapun, tetapi dia anugrahi oleh Allah swt pancaindra, pikiran, dan
rasa sebagai modal untuk menerima ilmu pengetahuan, memiliki keterampilandan
mendapatkan sikap tertentu melalui proses kematangan dan belajar terlebih
dahulu. Mengenai pentingnyabelajar menurut A. R. Shaleh dan Soependi
Soeryadinata: anak manusia tumbuh dan berkembang, baik pikiran, rasa, kemauan,
sikap dan tingkah lakunya. Dengan demikian sangat pital adanya faktor belajar.
Jadi pendidikan agama islam adalah
ikhtiar manusia dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan
mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama
sesuai dengan ajaran agama.
Oleh karena itu masalah akhlak
atau budi pekerti merupakan salah satupokok ajaran islam yang harus diutamakan
dalam pendidikan agama islam untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik.
Dengan melihat arti pendidikan
islam dan ruang lingkupnya itu, jelaslah bahwa dengan pendidikan islam kita
berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan baik (berakhlakul
karimah) berdasarkan pada ajaran agama islam.
Oleh karena itu, pendidikan islam
sangat penting sebab dengan pendidikan islam, orang tua atau guru berusaha
secara sadar memimpin dan mendidik anak diarahkan kepada perkembangan jasmani
dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama yang sesuai dengan
ajaran agama islam.
Pendidikan agama islam hendaknya
ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar
yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya. Sebagaimana menurut pendapat
Zakiyah Drajat bahwa: “pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,
pengalaman dan latihan yang dilaluinya sejak sejak kecil”.
Oleh karena itu dalam mewujudkan
Tujuan Pendidikan nasional, pendidikan agama islam di sekolah memegang peranan
yang sangat penting. Oleh karena itu pendidikan agama islam di Indonesia
dimaksudkan ke dalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua anak
didik mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
E.
Penutup
Setelah
dipapakarkan secara panjang lebar akan pentingnya pendidikan Agama Islam, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Pendidikan Agama Islam adalah
adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati,
dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam
hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam secara umum bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, suti’ah, Nur Ali, Paradigma Pendidikan
Islam: Upaya mengefektifkan pendidikan agama Islam di sekolah, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2002
Idi, Abdullah, pengembangan kurikulum: teori dan
praktik, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1999
DONASI VIA PAYPAL
Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://4rrwani.blogspot.com/. Terima kasih.
Newer Posts
Newer Posts
Older Posts
Older Posts
2 comments