Manajemen Laboratorium

A.    Pendahuluan

Peranan sumber daya manusia di dalam perkembangan teknologi industry tampak berperan sekali. Walaupun teknologi secanggih apapun tidak dapat berjalan jika tidak diproses oleh manusia. Istilah SDM mengandung konotasi yang bersangkutan dengan kondisi manusia pada umumnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Sasaran yang ingin dicapai oleh manajemen SDM adalah untuk meningkatkan konstribusi dari pegawai yang ada dalam organisasi.

Menurut Gary Dessler, proses manajemen terdiri dari planning, organizing, staffing dan controlling.

Dari definisi tersebut, maka fungsi-fungsi yang seharusnya dilakukan oleh bagian kepegawaian dari suatu organisasi mencakup dua kelompok, yaitu fungsi-fungsi manajemen dan fungsi-fungsi operasional. Kedua fungsi tersebut harus dilakukan agar sasaran-sasaran yang diinginkan oleh pegawai sebagai individu dapat dicapai dengan baik.


B.     Manajemen Dasar

Secara umum manajemen sering didefinisikan sebagai, “Getting things done through other people – menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”. Telah disebutkan berkali-kali bahwa supervisor merupakan manajer lini terdepan yang melaksanakan pekerjaan manajemen untuk merencanakan, mengorganisir, mengeksekusi rencana, serta mengendalikan dan mengontrol proses pekerjaan menuju hasil yang diharapkan.

Oleh karena itu supervisor wajib bekerja secara :
1.      Efektif, melakukan sesuatu dengan membawa hasil.
2.      Efisien, melakukan sesuatu dengan hemat sumber daya.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses disini adalah cara yang sistematis untuk melakukan sesuatu. Semua manajer, apapun keahlian dan keterampilan mereka, akan terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

C.    Fungsi - Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.

Fungsi-fungsi manajemen dari manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Sedangkan yang akan dibahas dalam makalah ini hanya tiga point, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.


1.      Perencanaan (planning)

adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan adalah memerinci tujuan-tujuan yang akan dicapai dan memutuskan di awal tindakan-tindakan tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.

Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Fungsi perencanaan (planning) meliputi pendefinisian tujuan suatu organisasi,  penentuan strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan tersebut, dan pengembangan serangkaian rencana komprehensif untuk menggabung dan mengoordinasasi berbagai aktivitas.

Seorang manajer yang efektif hendaknya sadar bahwa isi porsi dari waktu yang tersedia baginya diabdikan untuk menyusun berbagai rencana. Bagi manajer personal, perencanaan berarti menetapkan terlebih dahulu program-program kepegawaian yang dapat memberi andil terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Tujuan atau sasaran sering kali ditetapkan secara bersamaan dengan proses perencanaan. Setelah mengetahui sasaran yang akan dituju maka supervisor harus membuat rencana untuk mencapainya.

Aktivitas perencanaan meliputi :
1.      Menganalisis situasi-situasi saat ini,
2.      Mengantisipasi masa depan,
3.      Menentukan sasaran-sasaran,
4.      Menentukan jenis aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan perusahaan,
5.      Memilih strategi-strategi korporat dan bisnis, dan
6.      Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Perencanaan mengatur situasi untuk bertindak dan untuk pencapaian-pencapaian yang utama. Kegiatan biasanya didasarkan pada suatu metode, rencana atau logika tertentu, sehingga perlu direncanakan.

Fungsi perencanaan untuk lingkungan bisnis yang baru lebih bersifat dinamis, yang dijelaskan sebagai menyampaikan nilai strategis. Secara historis, perencanaan menggambarkan pendekatan dari atas ke bawah yang dengannya para eksekutif tingkat atas membangun rencana-rencana bisnis dan memerintahkan orang lain untuk menerapkannya. Pada masa sekarang dan mendatang, menyampaikan nilai strategis adalah proses berkesinambungan, yang didalamnya orang-orang di seluruh organisasi menggunakan otak mereka dan otak konsumen, pemasok, dan para pihak yang berkepentingan lainnya untuk mengidentifikasi kesempatan-kesempatan untuk menciptakan, menangkap, memperkuat, dan mempertahankan keunggulan kompetitif.


2.      Pengorganisasian (organizing)

Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Setelah program-program disusun dan ditetapkan, perlu dibentuk organisasi yang akan melaksanakan program-program tadi. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, mnajemen personal harus membentuk organisasi dengan cara merancang struktur yang menggambarkan hubungan antar tugas-tugas, antara pegawai, dan antar-antar factor fisik.

Pengorganisasian adalah proses yang meliputi penentuan tugas yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan tugas tersebut, bagaimana mengelompokkan tugas tersebut, siapa melapor kepada siapa, dan dimana kepusan-keputusan itu dibuat. Dalam hal pengorganisasian tugas supervisor adalah membagi pekerjaan kepada anggota kelompoknya.

Pengorganisasian (organizing) adalah mengumpulkan dan mengoordinasikan manusia, keuangan, hal-hal fisik, hal yang bersifat informasi, dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Aktivitas-aktivitas pengorganisasian, yaitu :
1.      Menarik orang-orang ke dalam perusahaan,
2.      Menentukan tanggung jawab pekerjaan,
3.      Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan ke dalam unit kerja,
4.      Menyusun dan mengalokasikan sumber daya,
5.      Menciptakan kondisi yang memungkinkan orang-orang dan hal-hal lainnya bekerja sama untuk mencapai kesuksesan maksimum.

Fungsi pengorganisasian sebagai mencipatakan sebuah organisasi yang dinamis. Secara historis, pengorganisasian meliputi menciptakan sebuah bagan organisasi dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi bisnis, membangun hubungan-hubungan pelaporan, dan memiliki departemen personalia yang mengurus rencana-rencana, program-program dan kertas kerja.

Pada masa sekarang dan mendatang, para manajer yang efektif akan menggunakan bentuk-bentuk pengorganisasian yang baru dan memandang orang-orang mereka mungkin sebagai sumber daya yang paling berharga. Mereka akan membangun organisasi yang adaptif dan fleksibel, khususnya sebagai respon terhadap ancaman-ancaman persaingan dan kebutuhan konsumen. Praktik-praktik sumber daya manusia yang semakin maju, menarik, dan mempertahankan orang-orang yang sangat baik dari sebuah populasi yang sangat beragam, akan menjadi aspek-aspek penting dari perusahaan yang berhasil. Para manajer mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Bila pekerjaan makin terpadu dan terkoordinasi, organisasi pun akan makin efektif.

Secara khusus, pengorganisasian mencakup penentuan bagaimana cara mengelompokkan berbagai aktivitas dan sumber daya. Salah satu pengahalang utama yang dihadapi adalah hierarki yang kaku dan birokratis yang menyebabkan adanya pemikiran yang picik dan keterbatasan inovasi. Sehingga menciptakan suatu organisasi yang yang lebih organik dan fleksibel yang pada akhirnya menjadi lebih responsive dan melihat kedepan. Elemen-elemen dasar dari pengorganisasian yaitu seperti perancangan pekerjaan, departementalisasi, hubungan otoritas, rentang kendali, serta peran lini dan staf.

3.      Pengendalian (Controlling)

atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula. Supervisor harus tetap menjaga agar semua anak buah bergerak dalam rel yang benar dan menuju sasaran. Salah satu cara untuk mengendalikan anak buah adalah dengan memeriksa laporan mereka.

Pengendalian berfungsi untuk memantau aktivitas untuk memastikan aktivitas tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan membetulkan penyimpangan-penyimpangan yang signifikan. Kegiatan-kegiatan yang yang biasa dilakukan dalam proses pengendalian berupa observasi terhadap kegiatan-kegiatan dengan perencanaan. Disamping itu, juga melakukan koreksi-koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi selama rencana sedang dijalankan. Berarti para manajer berusaha agar perusahaan bergerak kearah tujuannya. Apabila ada bagian organisasi yang bergerak ke arah yang salah, para manajer berusaha untuk mencari penyebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke tujuan yang sesuai.

Pengendalian merupakan fungsi manajemen untuk memantau kinerja dan mengimplementasikan perubahan-perubahan yang diperlukan. Melakukan pemantauan adalah aspek penting dari pengendalian. Kegagalan-kegagalan pengawasan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Fungsi pengawasan memastikan agar tujuan-tujuan dapat dicapai. Fungsi ini bertanya dan menjawab pertanyaan. Fungsi ini melakukan penyesuaian-penyesuaian jika diperlukan. Organisasi-organisasi yang berhasil, baik besar maupun kecil, memberikan perhatian yang cermat pada fungsi pengawasan.

Pengawasan harus tetap dijalankan. Akan tetapi, teknologi dan inovasi-inovasi yang baru lainnya menjadikan kita dapat melakukan pengawasan dengan cara-cara yang lebih efektif, membantu semua orang di dalam perusahaan melintasi batas perusahaan (termasuk konsumen dan para pemasok), menggunakan otak mereka, belajar, memberikan berbagai konstribusi yang baru, dan membantu organisasi berubah dalam cara-cara yang akan membentuk masa depan yang sukses. 


DAFTAR PUSTAKA

1.      Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : PT. Grasindo.
2.      Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2008. Organizational Behavior, 12th ed. Jakarta : Salemba Empat.
3.      Bateman, Thomas S,. Scott A. Snell. 2008. MANAGEMENT Leading & Collaborating in a Competitive World, 7th ed. Jakarta : Salemba Empat.
4.      Sirait, Justine T. -. Memahami Aspek-aspek Pengelolaan SDM dalam Organisasi. Jakarta : Grasindo.
5.      Umar, Husein. 2000. Business an Introduction. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
6.      Griffin,Ricky W. 2004. Manajemen edisi 7 jilid 1. Jakarta : Erlangga.
7.      Wardana, Fikri C. 2009. Rahasia Sukses Sales Supervisor Andal. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://4rrwani.blogspot.com/. Terima kasih.
Newer Posts Newer Posts Older Posts Older Posts